Laporan Nani HS Banda Aceh BANDA ACEH - Perkembangan teknologi sekarang ternyata berpengaruh terhadap kondisi anak- anak. Akibat hadirnya peralatan teknologi canggih membuat anak- anak sangat sulit membaca buku dan lalai dengan mainan di tangannya sendiri. "Minat baca anak di zaman now sangat memprihatinkan. Jangankan membuka halaman buku, melihat sampul saja sudah mual," kata Ricky Syah R yang terpilih salah satu dari lima penulis Puisi Esai Nasional wilayah Aceh dan salah satu penyair 9 Negara di antologi buku Puisi-Puisi Perdamaian 9 Negara. Baca Mahmudiah, Penulis Perempuan Aceh Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen di Jakarta Pengunjung melihat sejumlah buku yang tersedia di Toko Buku Gramedia Banda Aceh sesaat setelah diresmikan oleh Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Rabu 20/12/2017. HUSNA Ia sering menyampaikan materi tentang budaya membaca. "Sebelum mulai selalu saya bertanya, `berapa buku yang sudah dibaca bulan ini?' Mereka diam. Saya tanya lagi, `dalam minggu ini?' juga diam. Saya lanjutkan, `hari ini?' Juga tak ada jawabanya," ujar penulis yang bermotto Hidup hanya sekali, maka jadilah manusia yang berarti. Hidup hanya sesaat, maka jadilah manusia yang bermanfaat. Menurut pria kelahiran Padang Bakau, Labuhan Haji, Aceh Selatan, 9 November 1991, kalaupun dari audiencenya ada yang menjawab pernah membaca, itu hanya satu dua orang. Baca Dosen Tarbiyah UIN Masuk Nominasi Terbaik Penulis Jurnal Bereputasi Internasional Anak- anak sekarang baru membaca karena terpaksa atau dipaksa, seperti waktu mengerjakan tugas. Otomatis mereka akan membaca. Malah parahnya ada yang tidak membaca, tugas-tugas mereka banyak yang mereka copy paste pekerjaan temannya. "Saya kadang merasa prihatin. Melihat minat baca pada anak zaman now yang rendah sekali. Padahal membaca itu sungguh bagus untuk kehidupan. Bisa mencerdaskan, menambah wawasan," ujar penulis yang telah melahirkan banyak buku antologi. Bahkan wahyu pertama yang turun adalah seruan membaca. Iqra' yang berarti bacalah. Karena itu, setiap kali dirinya mengisi materi, memberi motivasi, atau mengajar, selalu selipkan pesan untuk rajin-rajin membaca. Baca Mau Jadi Penulis Hebat, Forum Aceh Menulis Membuka Rahasia 14 Jurus Fenomenal
Kondisiseperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan mempengaruhi prestasi. Inilah beberapa pengaruh dari penggunaan gadget: 1. Proses Belajar akan Lebih Lambat. Penggunaan gadget yang berlebihan akan memberikan dampak negatif, seperti proses belajar tidak berjalan dengan sempurna. Kondisi ini disebabkan teknologi pada gadgetDiscover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 35Jurnal Perpustakaan Vol. 11 Tahun 2020 35-42ISSN 1979 - 9527 Printed ISSN 2715-274x OnlineJournal homepage 2020 Authors. This is an open-access article ditributed under the terms of the Creative Commons Attribution License PENDAHULUANDenisi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual Basuki, 2013.Perpustakaan biasanya digunakan untuk pembelajaran ruang kelas yang berkaitan dengan fungsi perpustakaan yaitu sarana untuk refreshing. Biasanya siswa dirujuk ke perpustakaan untuk mengerjakan suatu pekerjaan kelompok atau mencari referensi sebuah buku untuk mengerjakan tugas dari pengetahuan dan teknologi informasi berkembang sangat pesat seiring dengan perkem-bangan zaman dan makin berkembangnya cara berkir manusia itu sendiri. Pendidikan seorang manusia juga sangat menunjang terhadap perkem-bangan SDM suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang baik kualitas SDM suatu bangsa juga tidak akan baik pula. Dengan adanya pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan mampu meningkatkan kualitas suatu era globalisasi yang serba modern dan canggih ini masyarakat dituntut untuk lebih cerdas. Cerdas dalam hal memilah dan memilih hal-hal positif dan negative demi terkendalinya akhlak masyarakat itu sendiri. Cerdas dalam menambah ilmu pengetahuan demi berkembangnya suatu pendidikan . Kecerdasan seseorang atau siswa dimulai dengan menumbuhkan minat baca tidak harus menyelesaikan satu buah buku tetapi membaca majalah pun sudah mulai membuka niat dan minat baca. Minat itu bisa dilakukan berulang-ulang agar menjadi pembiasaan, karena hal yang awalnya canggung bisa menjadi hal yang mudah dilakukan karena biasa melakukan suatu Teknologi Informasi terhadap Minat Baca SiswaAntuk Putri IdhamaniPerpustakaan SDN Jogoyasan Ngablak Magelangemail antukjd zaman yang semakin modern ini, peran perpustakaan seolah-olah mulai tergeser dengan adanya teknologi seperti internet,gaged,tablet dll. Bagi anak-anak atau siswa perpustakaan mungkin sudah hampir diabaikan karena media sosial sudah merambah semua kalangan masyarakat. Bahkan untuk membaca, menyelesaikan satu buah judul buku pun dirasa sangat berat dan memerlukan waktu yang sangat lama. Tetapi ketika membaca beberapa halaman bacaan yang tersedia di HP, tidak akan membuat bosan dan pasti akan se segera mungkin diselesaikan tanpa menunda waktu lagi. Rumusan masalah karya tulis ini adalah 1 bagaimana agar siswa mau membaca lagi di perpustakaan 2 bagaimana menumbuhkan minat baca siswa di tengan-tengah perkembangan zaman 3 bagaimana deskripsi agar perpustakaan mampu menjadi bagian dari suatu sekolah yang penting. Data di peroleh dari pengamatan siswa di sekolah dan beberapa dilakukan dengan wawancara ketika siswa berada di rumah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1 peranan perpustakaan mulai tergeser dengan adanya perkembangan teknologi informasi 2 perpustakaan sangat penting bagi dunia pendidikan 3 kesulitan bagi seorang pustakawan untuk mengembalikan minat baca siswa. Rekomendasi yang diajukan adalah 1 sebaiknya perpustakaan dikelola lebih baik lagi agar bias dapat menarik siswa untuk membaca 2 pustakawan sebaiknya benar-benar mempunyai keahlian khusus di bidang perpustakaan agar mampu bersaing dengan perkembangan zaman yang semakin kunci Religiusitas, Kematangan Karier,Pustakawan, pendidikan tinggi 36Jurnal Perpustakaan Vol. 11 Tahun 2020 35-42ISSN 1979 - 9527 Printed ISSN 2715-274x OnlineDalam dunia pendidikan buku merupakan sumber ilmu, gudangnya ilmu pengetahuan. Tetapi sekarang ini keberadaan buku serasa sudah tidak penting lagi. Karena perkembangan zaman yang serba modern dan instan maka siswa jarang sekali berkunjung ke perpustakaan walaupun hanya sekedar untuk melihat-lihat koleksi, memainkan permainan edukasi pun jarang sekali dilakukan. Mereka siswa akan lebih senang ketika dihadapkan pada bacaan atau artikel yang disediakan oleh HP, tablet karena banyak tur yan menggugah minat baca mereka. Mungkin artikel yang dibaca sama persis dengan yang ada di buku atau majalah, tetapi jika membaca dengan media elektronik akan lebih menggugah selera baca seorang pustakawan dituntut agar bisa lebih mengembangkan koleksi perpustakaan agar bisa lebih menarik siswa untuk membaca buku. Siswa lebih tertarik untuk datang ke perpustakaan jika ada pendamping buku koleksi seperti tablet, CD pembelajaran, karena dirasa lebih menarik minat baca mereka. Tanpa harus menghilangkan keberadaan buku sebagai bahan koleksi, perlu tambahan adanya peralatan teknologi modern demi kemajuan sebuah dengan judul tersebut diatas, maka masalah yang dapat diidentikasi adalah 1 Bagaimana cara agar siswa mau membaca di perpustakaan lagi. 2 Bagaiman cara menum-buhkan minat baca siswa ditengah-tengah zaman yang serba modern. 3 Bagaimana agar perpus-takaan mampu menjadi bagian dari sekolah yang penting. Untuk memperjelas ruang lingkup pemba-hasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada 1 Peranan perpustakaan yang mulai tergeser dengan adanya perkembangan teknologi informasi. 2 Perpustakaan sangat penting bagi dunia pendi-dikan. 3 Kesulitan pustakawan mengembalikan minat baca latar belakang dan pembatasan masalah tersebut diatas, masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut1. Bagaimana cara meningkatkan minat baca siswa di tengah-tengah perkembangan zaman yang serba modern ini?2. Bagaimana cara menarik minat baca siswa untuk berkunjung ke perpustakaan?B. METODE PENELITIANPenelitian dilakukan di SD N Jogoyasan Kecamatan Ngablak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada beberapa siswa. Penelitian dilakukan dalam waktu sekitar 2 minggu pada bulan Oktober 2019. Metode penelitian dilakukan dengan memakai metode kuantitaf yaitu dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik delphy study atau pembagian kuesioner. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berfokus pada observasi kejadian-kejadian, fenomena yang diteliti kompleks, bersifat sosial yang tidak dapat dikuantitakasi dan mencoba mengerti perilaku individu yang diamati Hartinah, 2013 .Sedangkan pengumpulan data kuesioner disebut juga delphy study yang berarti sebuah prosedur penelitian dengan menggunakan juesioner, yang didesain untuk mendapatkan consensus melalui respon yang diberikan oleh responden Hartinah, 2013. teknik ini dilakukan kepada para siswa ketika berada di sekolah dan ditujukan kepada orang tua ketika mereka berada di rumah, sekedar untuk membandingkan realita di sekolah dan di metode tersebut karena peneliti ingin mengetahui minat baca siswa ketika berada di rumah dan untuk memastikan apakah buku yang dipinjam benar-benar dibaca atau hanya sekedar mengikuti teman untuk meminjam buku. 37Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca SiswaAntuk Putri IdhamaniPeneliti juga melakukan wawancara kepada siswa ketika berada di sekolah, beberapa pertanyaan meliputi 1 Apakah masih suka membaca buku? 2 Apakah merasa bosan dengan koleksi yang ada? 3 Lebih suka antara membaca buku atau membaca artikel melalui media elektronik? 4 Apakah ketika meminjam buku benar-benar dibaca di rumah?Dan masih banyak lagi pertanyaan yang terlontar kepada siswa ketika bertatap muka langsung dengan peneliti. Dari hasil wawancara tersebut kemudian pustakawan mampu menilai hasil dan juga mampu memikirkan cara bagaimana agar semuanya bisa berjalan lancar bahkan lebih bagus lagi dalam semua aspek kegiatan. C. HASIL DAN PEMBAHASANHasil PenelitianDari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, demikian jawaban dari responden1. Apakah masih suka membaca buku?Dari 30 siswa yang berkunjung ke perpus-takaan, hanya sekitar 10 anak yang benar-benar suka membaca buku karena buku yang dipinjam menarik dan siswa tersebut memang suka membaca. 20 anak lainnya menyatakan tidak suka membaca buku karena malas melihat tulisan yang ada di buku. Mereka meminjam buku karena hanya ingin mengikuti teman lain yang meminjam buku di perpustakaan. Dan ketika sampai rumah buku itu tidak dibaca sama sekali bahkan ada yang tidak ditanya mengapa buku tersebut tidak dibaca? Banyak sekali alasan yang mereka lontarkan, ada yang mengaku malas, tidak sempat, mainan HP, main bersama teman, capek dan Apakah merasa bosan dengan koleksi yang ada di perpustakaan?Ketika siswa diberi pertanyaan tentang koleksi bacaan yang ada di perpustakaan, banyak siswa menjawab bacaan kurang menarik dan merasa sudah bosan. Banyak siswa yang menyarankan agar buku koleksi perpustakaan ditambah lagi yang gambarnya lebih menarik, dan juga fasilitas ditambah agar lebih nyaman di Lebih suka antara buku atau membaca artikel dengan media elektronik?Dengan pertanyaan tersebut, hampir semua siswa menyatakan bahwa mereka lebih senang membaca sebuah artikel menggunakan media seperti HP, komputer, tablet sebanyak apapun pasti akan diselesaikan karena mereka lebih tertarik pada tur-tur yang tersedia pada alat tersebut. Sedangkan untuk membaca buku mereka sudah tidak terlalu tertarik Apakah ketika meminjam buku benar-benar dibaca di rumah?Ada sekitar 30 pengunjung yang aktif datang ke perpustakaan dan meminjam buku. Berbagai macam buku yang mereka pinjam. Tetapi dari sekian banyak anak hanya sekitar 10 anak yang benar-benar membaca buku sampai selesai dan berkeinginan untuk meminjam lagi. Anak-anak yang lainnya hanya mengikuti teman yang meminjam buku, bahkan kadang anak tidak tahu isi buku itu apa karena lebih tertarik kepada gambar yang ada pada buku tersebut. Ada yang hanya membolak balik halaman hanya untuk mencari gambar yang menurut mereka pemaparan beberapa jawaban siswa tersebut dapat diambil hasil1. Membaca buku semnakin tidak disenangi oleh siswa karena keberadaan media elektronik sudah merambah disemua kalangan masyarakat, dan siswa lebih menyukai media elektronik karena menyuguhkan tur yang lebih menarik dari pada buku. 38Jurnal Perpustakaan Vol. 11 Tahun 2020 35-42ISSN 1979 - 9527 Printed ISSN 2715-274x Online2. Siswa merasa bosan dengan koleksi yang hanya berupa buku, mereka menginginkan penambhanan koleksi seperti CD-Room, CD pemelajaran, buku denngan tur tampilan 3 dimensi, bahkan ada yang meminta untuk disediakan tablet Kesadaran untuk membaca buku dan menyelesaikan satu buah buku sangat kurang bahkan hampir di lupakan karena budaya membaca seolah-olah sirna mulai tergeser dengan adanya perkembangan merupakan hal terpenting bagi suatu lembaga pendidikan. Di perpustakaan disediakan koleksi buku yang mencakup semua jenis ilmu pengetahuan yang mudah dicermati, dipahami asalkan ada minat seseorang untuk membacanya. Di dalam perpustakaan tersedia buku, rak buku, almari koleksi referensi, ruangan yang meliputi ruang baca, ruang sirkulasi, ruangan khusus untuk menyimpan alat pembelajaran,dan lain-lain. Di zaman yang serba modern ini perpus-takaan dituntut untuk bisa mengimbangi perkem-bangan zaman yang juga akan berpengaruh pada sistem pola pikir siswa yang juga pasti akan lebih cerdas. Bahan koleksi yang disediakan seyogyanya tidak hanya berupa buku, tetapi CD-ROM, CD pembelajaran, slide, bahkan jika diperlukan dapat disediakan tablet yang berisi materi pelajaran yang tentunya akan lebih menarik siswa untuk berkunjung ke pengetahuan yang semakin berkembang serasi dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia. Maka perpustakaan pun harus siap menghadapi dan mengikuti perubahan perkem-bangan tersebut. Mulai dari isi koleksi yang harus mulai ditambah dengan hal-hal yang lebih menarik bacaannya, menambah koleksi berupa CD pembe-lajaran agar suatu ketika apabila siswa merasa “bosan”, guru bisa merujuk muridnya untuk datang ke perpustakaan untuk menonton media pembela-jaran melalui tampilan pustakawan diharapkan bisa mengikuti perkembangan suatu ilmu, tidak hanya formalitas yang diungulkan tetapi juga perlu adanya peran demi tercapainya hasil yang lebih maksimal lagi dan berusaha mengikuti pola pikir siswa dan mengembalikan minat baca yang semakin hari semakin berkurang dengan adanya perkembangan teknologi informasi. Akhir-akhir ini banyak siswa yang datang ke perpustakaan tidak meminjam buku, atau membaca tetapi hanya datang dan melihat-lihat buku saja. Gambar yang ada di buku dilihat tanpa membaca keterangan yang ada pada gambar. Meminjam buku pun seolah-olah hanya ikut-ikutan teman yang juga meminjam buku, sesampai di rumah kadang buku tidak dibaca karena lelah bermain HP. Kadang buku dikemba-likan lagi dan pustakawan bertanya apa sudah selesai menbaca buku itu, siswa tersebut hanya menggeleng kepala, dan buku itu ternyata tidak dibaca sedikitpun. Datang ke perpustakaan hanya sekedar mendapat tugas dari guru. Di sini peran guru juga sangat penting dalam menumbuhkem-bangkan minat baca siswa. Tidak hanya ketika tugas harus mereferensi dari sebuah buku tetapi juga memberikan saran kepada siswa untuk berkunjung dikala istirahat, jam kosong atau bahkan untuk mencari sebuah gambar untuk disalin di buku pun bisa memberikan contoh untuk membaca buku di perpustakaan. Seperti misalnya ada aturan yang menyatakan bahwa 15 menit sebelum masuk kelas siswa diwajibkan untuk membaca buku. Seorang guru memberi kewajiban siswa untuk membaca buku dan membuat ringkasan cerita buku yang telah dibaca, kemudian mengoreksi satu per satu muridnya yang telah membuat ringkasan. Awalnya semua berjalan sesuai rencana tanpa 39Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca SiswaAntuk Putri Idhamanidikomando siswa langsung menuju ke perpus-takaan untuk membaca sebelum KBM di mulai. Tetapi makin lama semakin luntur bahkan makin jarang diminati karena siswa merasa bosan dengan membaca buku dengan berbagai macam alasan. Berbagai macam cara dilakukan agar siswa mau lagi membaca buku di perpustakaan tetapi akhir-akhir ini memang keberadaan buku sudah mulai tergeser dengan adanya media sosial. Banyak cara yang dapat digunakan pustakawan agar siswa mau membaca antara lain 1. Menambah buku koleksi berupa buku atau cerita bergambar dengan tampilan 3 dimensi, agar siswa lebih tertarik untuk membaca atau melihat tampilan Menyediakan fasilitas lain seperti TV, Radio tape, CD pembelajaran atau yang menampilkan tempat wisata pembelajaran yang digunakan untuk ajang refreshing menghilangkan penat mengikuti KBM di Memberikan doorprise bagi pembaca dan peminjam buku Menyediakan mainan edukasi misalnya dakon, ular tangga, halma, bahkan puzzle yang akan mengasah otak siswa untuk menata kembali hal yang seharusnya Menambah tempat baca di depan perpus-takaan atau di gazebo yang ada pojok bacanya agar ketika istirahat tidak hanya bermain dan membaca tidak harus di beberapa usaha pustakawan untuk menambah koleksi seperti di atas, diharapkan siswa mampu tergugah hatinya untuk mau berkunjung ke perpustakaan dan mau untuk membaca koleksi yang ada, bahkan juga meminjam buku dan membaca sampai sulit sekali mengembalikan minat baca siswa di tengah-tengah makin berkembangnya media teknologi yang makin pesat berkembang. Media sosial sangat mudah diakses oleh semua kalangan masyarakat sehingga merupakan kendala bagi pustakawan untuk mengembalikan minat baca siswa. Seorang pustakawan harus punya strategi khusus agar tetap eksis di bidangnya. Semua itu tidak lepas dari peran guru, kepala sekolah bahkan orang tua ketika siswa berada di rumah dalam pengawasan orang tua demi terciptanya pola pikir siswa yang tanpa ketinggalan perkembangan teknologi dan tidak meninggalkan budaya untuk tetap penelitian ini didukung oleh hasil riset yang dilakukan oleh Khaled Al-Nasah dan Rae’d Abdulgader Al-Shorman yang menjelaskan bahwa responden siswa memiliki minat baca yang luas, di antaranya adalah cerita, buku petualangan, buku tentang agama, majalah tentang internet, acara dunia surat kabar, majalah tentang komputer, majalah tentang kemajuan baru dalam teknologi, majalah olahraga, minat koran lokal, bagian olahraga koran, buku tentang internet, majalah gambar, buku tentang komputer, novel, puisi, dan drama. Di sisi lain, mereka ditemukan tidak menyukai buku-buku tentang ekonomi Al-Nasah & Al-Shorman, 2011. Temuan ini juga menunjukkan bahwa hambatan yang menghambat upaya membaca mereka adalah jarangnya mengunjungi perpustakaan, ketidak-mampuan untuk mendapatkan buku dengan cepat, tidak tersedianya bahan bacaan, kendala waktu, kurangnya perpustakaan setempat, kepercayaan untuk melakukan hal-hal yang lebih baik daripada membaca, kesulitan mendapatkan bahan bacaan yang disediakan oleh departemen Bahasa Inggris. Keyakinan bahwa meningkatkan membaca tidak sepenting meningkatkan keterampilan bahasa lainnya, keyakinan bahwa tidak ada hubungan antara membaca dan keterampilan bahasa lainnya, dan kurangnya minat keluarga dalam membaca. Selain itu, temuan mengungkapkan bahwa siswa memilih bahan bacaan mereka berdasarkan minat, 40Jurnal Perpustakaan Vol. 11 Tahun 2020 35-42ISSN 1979 - 9527 Printed ISSN 2715-274x Onlinepermintaan guru, karakter utama, panjang, kualitas sastra, dan biaya. Mereka juga menunjukkan bahwa para siswa membaca untuk meningkatkan bahasa mereka, belajar sesuatu, meningkatkan prestasi akademik mereka, tetap berhubungan dengan perkembangan lokal, ekonomi, budaya, ilmiah, dan politik, meningkatkan status lokal mereka, tetap berhubungan dengan apa yang terjadi di sekitar dunia, dan hiburan. Selain itu, para siswa bergantung pada diri mereka sendiri, guru mereka, dan teman-teman mereka untuk memilih bahan bacaan mereka. Selaras dengan hasil penelitian Hamiyet Bursali dan Rabia MeryemYilmaz yang menganalisis pengaruh aplikasi augmented reality AR pada pemahaman membaca dan pembelajaran permanen dan untuk menguji sikap siswa kelas 5 terhadap aplikasi AR Bursali & Yilmaz, 2019. Selain itu, pendapat siswa tentang aplikasi ini diperiksa. Metode campuran digunakan dengan sampel yang terdiri dari 89 siswa kelas 5 43 perempuan, 46 laki-laki. Kelompok eksperimen berpartisipasi dalam kegiatan membaca menggunakan aplikasi AR, sedangkan metode tradisional digunakan untuk kelompok kontrol. Ditemukan bahwa siswa kelompok eksperimen menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari pemahaman membaca dan belajar permanen ketika diukur setiap minggu daripada kelompok kontrol. Para siswa mengalami kepuasan dari partisipasi mereka dalam kegiatan membaca berbasis AR, dan menyatakan keinginan untuk melihat aplikasi serupa yang ditawarkan dalam kursus lain. Mereka juga melaporkan tingkat kecemasan yang rendah. Hasil kualitatif ini menun-jukkan bahwa aplikasi AR dapat digunakan secara efektif sebagai alat bantu pendidikan untuk kursus terkait membaca. Peneliti lainnya Samuel Kai Wah Chu dkk menerangkan kinerja akademik siswa telah terbukti dikaitkan dengan kemampuan membaca Chu et al., 2011. Pembelajaran inkuiri berpotensi meningkatkan kemampuan membaca dan minat siswa. Studi ini memverikasi proposisi ini dengan memeriksa efek dari pendekatan inkuiri terhadap proyek kelompok pada kemampuan membaca siswa sekolah dasar. Menggunakan desain studi kasus, pendekatan pembelajaran berbasis proyek penyeli-dikan/ project-based learning PBL, dengan kolab-orasi antara tiga jenis guru dan pustakawan sekolah diimplementasikan untuk mendukung pengem-bangan kemampuan membaca dan minat siswa di sekolah dasar di Hong Kong. Para peserta termasuk siswa kelas 4 SD, guru, dan orang tua. Progress in International Reading Literacy Study PIRLS tes digunakan untuk mengevaluasi kemampuan membaca siswa; angket survei dan wawancara digunakan untuk menguji persepsi peserta terhadap PBL inkuiri; dan survei PIRLS digunakan untuk mengukur sikap dan persepsi diri siswa. Analisis data kuantitatif dan kualitatif menunjukkan efek positif pada kemampuan membaca dan sikap siswa yang berpartisipasi. Sikap dan kemampuan persepsi diri siswa tampaknya memengaruhi peningkatan kemampuan membaca. Akhirnya, peningkatan dalam pemahaman membaca siswa, kecepatan membaca, dan kosa kata dirasakan. Temuan ini memberikan bukti dan wawasan untuk mendukung implementasi penyelidikan PBL lebih lanjut di sekolah PENUTUPSimpulan Dari uraian penelitian dapat disimpulkan bahwa 1. Peranan pustakawan harus dibantu oleh guru, kepala sekolah dan juga orang Bahan koleksi perpustakaan perlu adanya tambahan tidak hanya buku yang menarik perhatian tetapi juga koleksi non buku. 3. Kurangnya pemanfaatan perpustakaan bagi siswa, karyawan dan guru. 41Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca SiswaAntuk Putri IdhamaniSaranDari penjelasan di atas saran yang dapat di berikan adalah1. Selain penambahan bahan koleksi perlu adanya pengawasan terhadap pemakaian media Perlu adanya pendekatan kepada siswa agar tetap mau berkunjung ke Untuk tetap menjaga stabilitas sirkulasi di perpustakaan perlu adanya kerjasama dengan pihak luar untuk menambah koleksi perpus-takaan dan untuk memajukan PUSTAKAAl-Nasah, K., & Al-Shorman, R. A. 2011. Saudi EFL students’ reading interests. Journal of King Saud University - Languages and Translation, 231, 1–9. S. 2013. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Universitas H., & Yilmaz, R. M. 2019. Eect of augmented reality applications on secondary school students’ reading comprehension and learning permanency. Computers in Human Behavior, 95, 126–135. S. K. W., Tse, S. K., Loh, E. K. Y., & Chow, K. 2011. Collaborative inquiry project-based learning Eects on reading ability and interests. Library & Information Science Research, 333, 236–243. S. 2013. Metode Penelitian Perpustakaan. Universitas Terbuka. ... Berbagai tantangan yang dihadapi dalam era digital perlu menjadi perhatian khusus dalam dunia pendidikan, terutama minat baca. Pada era digital, minat baca telah mengalami tantangan yaitu siswa lebih dapat bertahan lama saat bermain game dari pada membaca sebuah artikel atau informasi, terlebih lagi membaca buku teks cetak Idhamani, 2020. Minat dan ketertarikan membaca perlu didorong agar dapat tumbuh kembali sehingga dalam menghadapi serbuan informasi, peserta didik dapat menyaring dan memilah mana informai yang baik dan mana yang tidak perlu. ... Imam SuhaimiTujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengamati kemampuan iterpretasi makna pada teks Bahasa Inggris mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kahuripan Kediri, subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 program studi akuntansi Universitas Kahuripan Kediri yang akan mengambil mata kuliah English for Specific Purposes ESP. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif melalui wawancara, observasi kelas, dan tes, analisis yang digunakan yaitu menggunakan teori Furtus yang terdiri dari Main Idea, inference, reference, author tone, dan constitution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencarian main idea dan inference menjadi bagian yang paling sulit dari seluruh bagian yang dilakukan oleh mahasiswa... Tanpa perkembangan tersebut, SDM pada suatu bangsa akan mendapatkan banyak masalah pada bidang-bidang yang lain diantaranya pemanfaatan sumber daya alam, pertumbuhan ekonomi dan pendidikan. Maka di era modern masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dan cepat dalam mendapatkan informasi serta pemanfatan teknologi Idhamani, 2020. ...Rizal MaulanaBiaya pelaksanaan Penilaian Akhir Semester PAS yang sangat besar dan tingginya kecurangan oleh peserta didik dalam pengerjaan soal ketika Penilaian Akhir Semester berlangsung, maka perlu dilakukan penelitian dengan metode Penelitian Tindakan Kelas Deskriptif Kualitatif, dengan mengimplementasikan pelaksanaan Penilaian Akhir Semester menggunakan sistem Computer Based Test CBT. Adapun hasil penelitian ini berjalan lancar dan biaya rendah.... The era of the industrial revolution technological advances have changed the face of Indonesian education Aziz Hussin, 2018;Yamin & Karmila, 2019. Education to produce students who are following the needs of the world of work, the economic system, and the interaction patterns of everyday human life Idhamani, 2020;Pangondian et al., 2019. Therefore, to create an education system that is relevant to technological advances, it is necessary to have a curriculum system that includes the needs of industry and economic actors in the future Verawadina et al., 2019. ...Andhyarnita PratamiSugiarto SugiartoMasduki AhmadCurriculum management is one of the important components in the process of providing education in an educational unit. Therefore, curriculum management should receive more attention as an effort to optimize the quality of education. This study aims to analyze curriculum management in intercultural schools. The focus of this research is the component of curriculum management which consists of the curriculum planning stage, the organizing stage, the implementation stage, and the evaluation stage. This research is research using a qualitative descriptive approach. The data in this study were collected through observation and interviews with principals, teachers, and representatives of curriculum developers. The data that has been collected is then analyzed using the data analysis method according to Milles and Huberman which consists of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of the study indicate that curriculum management/management in intercultural schools has been implemented by following the stages of curriculum development which include planning, organizing/coordinating, implementing, and evaluating curriculum stages. The implementation of the stages of curriculum development shows that the curriculum management process has been carried out in a good category.... Furthermore, it is known that the use of digital 3D book can motivate students to learn, because in this technological development era students are more interesting with the learning process which use technological-based learning. Then, a research conducted by Idhamani 2020 mentioned that students are more interesting to read a text that available on the smartphone like on the E-Book, because there are a lot of texts which can arise students' interest to read. Furthermore, a research by Ramastuti 2018 showed that the use of social science learning material contained Balinese local wisdom values in social science subject is very effective to be done in order to increase the value of social concern and students' environmental ethics. ...Ni Kadek Rosita DewiAnak Agung Gede AgungThe results of the analysis of the needs for learning media in elementary schools show that teachers do not use innovative learning media during online learning and there is a lack of strengthening the values of local wisdom in the era of globalization. This study aims to develop an E-Book with the values of Balinese local wisdom. This type of research is a development research using the ADDIE Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation model. Data collection used a questionnaire / questionnaire method with data analysis techniques, namely quantitative descriptive analysis. The results of E-Book media validation based on the expert's assessment of the content of social studies subject matter obtained a score of with good qualifications, instructional design experts obtained a score of 100% with very good qualifications, learning media experts obtained a score of with very good qualifications. The results of the individual user test on 3 students obtained a score of with very good qualifications, and the results of the user test through a small group test on 12 students obtained a score of with very good qualifications. Based on the results of product trial data analysis by experts and user subject test results, it is concluded that the E-Book media containing the values of Balinese local wisdom is suitable for use in learning social studies content in grade IV of Elementary Schools. The implication of developing this E-Book requires supporting facilities such as internet access, computers / laptops, cellphones and the ability of teachers or students to access E-Books. Ika KrismayaniMecca ArfaReading literature requires a process of communication between the writer and the reader as an awareness of the constellation of authors. Furthermore, in this digital era, obtaining digital literature has gotten easier. There are indeed various applications for reading digital literature that the public may utilize to meet their reading demands. The suitable reading application and the correct pattern of information retrieval will have a significant impact on the acquisition of literature to be read. This retrieval will have an impact on people's experiences reading digital literature. As a result, the goal of this study is to investigate the society's use of digital literature reading applications in Tulung District, Klaten Regency. The approach used in this study is qualitative. Interviews, documentation studies, and observations had been used to acquire data. Tulung District residents who have utilized digital literary reading programs in their daily lives were interviewed. According to the results of this study, the informants in this study were generally familiar with the various reading digital literature applications. However, Wattpad is the program they use the most to read digital literature. The application provides access to a variety of literature. The informants most commonly access and appreciate literature in the romance category. The results of this study may be utilized to provide a collection of literary reads in the library based on the types and genres of literature that are of public Wahidah Thayib PidoFatrah Dwik Cantika SujitnoThe study discusses the effect that technology can have on a student's reading behavior. Where students now a day spend a lot of time with cell phones. Rapid advances in telecommunications technology, media and information technologies and the widespread development of global information infrastructure transform learning and reading patterns into global paradigms. It was this paradigm that became dominant and effectively became involved in the revolution of information networks, which would later determine the future of national welfare. Technology, however, remains the initial hypothesis before research is carried out. In this method is use qualitative method. Study using qualitative method provided a comprehensive and clear picture of the social situations studied, comparative events from one social to another or from one time to another; or be able to find patterns of connections between certain aspects and others, and be able to find hypotheses and theories. In a study that described the work done by 12 respondents. Based on Moleong, the aim of the writer is to examine how the student's behavior, habits, and perceptions of how technology affects reading habits for them. The purpose of this study is to know whether technology has a major impact on student reading behavior. The results of this study indicate that technology had a positive impact on the interest in reading students, but most students prefer reading nonfiction rather than reading lessons. And technology can has a negative impact on the student as student interest is distracted and they are sedated with the modern technological sophistication of Bursali Rabia YilmazThe aim of this study was to analyze the effect of augmented reality AR applications on reading comprehension and learning permanency and to examine 5th grade students' attitudes towards AR applications. In addition, student opinions about these applications were examined. A mixed method was used with a sample composed of 89 5th grade students 43 girls, 46 boys. The experimental group participated in reading activities using AR applications, while traditional methods were used for the control group. It was found that the experimental group students showed a higher level of reading comprehension and learning permanency when measured on a weekly basis than the control group. The students experienced satisfaction from their participation in AR-based reading activities, and expressed a desire to see similar applications offered in other courses. They also reported low anxiety levels. These qualitative results indicate that AR applications can be used effectively as educational aids for reading-related Al-NafisahRae’d Abdulgader Al-ShormanThis study investigates the reading interests of Saudi EFL teacher–college students’ reading interests in English, the obstacles hindering their reading efforts, the persons who help them choose their reading materials, the factors which determine their choice of reading materials and the reasons why they read. The statistical analysis of the questionnaire returned by 460 respondents revealed that the students have a wide range of reading interests, the top of which are stories, adventure books, books about religion, magazines about the internet, newspaper world events, magazines about computer, magazines about new advances in technology, sports magazines, newspaper local interests, newspaper sports sections, books about the internet, picture magazines, books about computers, novels, poetry, and plays. On the other hand, they are found to dislike books about economics. The findings also showed that the obstacles that hinder their reading efforts are rare visits to the library, inability to get books quickly, unavailability of reading materials, time constraints, lack of local libraries, beliefs of having better things to do than reading, difficulty of reading materials provided by English departments, beliefs that improving reading is not as important as improving other language skills, beliefs that there is no relationship between reading and other language skills, and lack of family interests in reading. Furthermore, the findings revealed that the student choose their reading materials by interest, teacher’s request, the main character, length, literary quality, and cost. They also showed that the students read for improving their language, learning something, improving their academic achievements, keeping in touch with the local, economic, cultural, scientific, and political developments, improving their local status, keeping in touch with what is happening around the world, and entertainment. In addition, the students depend on themselves, their teachers, and their friends for choosing their reading academic performance of students has been shown to be associated with reading ability. Inquiry learning can potentially enhance the reading abilities and interests of students. This study verified this proposition by examining the effects of an inquiry approach to group projects on the reading abilities of primary school students. Using a case study design, an inquiry project-based learning PBL approach, with the collaboration between three types of teachers and the school librarian was implemented to support the development of reading abilities and interests of students in a primary school in Hong Kong. The participants included Primary 4 students, teachers, and parents. Progress in International Reading Literacy Study PIRLS tests were used to evaluate the students' reading abilities; survey questionnaire and interviews were used to examine the participants' perceptions of the inquiry PBL; and the PIRLS survey was used to measure the students' attitudes and self-perceptions. Quantitative and qualitative data analyses showed positive effects on the reading abilities and attitudes of the participating students. Students' attitudes and self-perceived abilities appeared to influence the improvements in reading abilities. Finally, improvements in the students' reading comprehension, reading speed, and vocabulary were perceived. These findings provide evidence and insights to support further implementation of inquiry PBL in primary Ilmu PerpustakaanS BasukiBasuki, S. 2013. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Universitas Penelitian PerpustakaanS HartinahHartinah, S. 2013. Metode Penelitian Perpustakaan. Universitas Terbuka.
Adapunpenyebab atau faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar dan membaca ini adalah sebagai berikut. 1. Mudahnya memperoleh informasi yang instan. Loading Jika dulu kita ingin memperoleh jawaban yang pasti harus membaca buku, sekarang dengan keberadaan teknologi informasi (internet) membuat para siswa dengan mudahnya menemukan Lengkap disertai gambar Perkembangan Teknologi Mengakibatkan Siswa Malas Membaca Buku. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Gambar Dari 5 Penyebab Rendahnya Budaya Literasi Di Indonesia Educenter Gambar Dari Pengaruh Literasi Sosial Media Terhadap Perilaku Anak Dalam Gambar Dari Bagaimana Tantangan Guru Mi Dalam Menghadapi Revolusi Teknologi Gambar Dari Ukbm Bahasa Indonesia Kls X Smt 2 Tentang Debat 1 Gambar Dari Final Debat Tentang Perkembangan Tekhnologi Sekarang Ini Anak Gambar Dari Itulah yang dapat kami bagikan terkait perkembangan teknologi mengakibatkan siswa malas membaca buku. Admin blog Berbagai Buku 01 February 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait perkembangan teknologi mengakibatkan siswa malas membaca buku dibawah ini. Kemajuan Teknologi Membuat Semakin Malas Benarkah Begitu Gambar Dari Perkembangan Teknologi Sekarang Ini Membuat Anak Anak Di Ind By Gambar Dari Pro Dan Kontra Perkembangan Teknologi Menyebabkan Anak Indonesia Gambar Dari Masalah Siswa Sekolah Di Era Digital Sahabat Guru Gambar Dari Ipad Bikin Anak Malas Membaca Tekno Tempo Co Gambar Dari Malas Membaca Sebab Dialektika Milenial Tumpul Di Jebak Teknologi Gambar Dari Perkembangan Teknologi Sekarang Ini Membuat Anak Anak Menjad By Gambar Dari Doc Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan Yanix Nophitha Gambar Dari Penyebab Dan Cara Mengatasi Anak Malas Belajar Gambar Dari Kontra Perkembangan Teknologi Membuat Anak Malas Membaca Buku Gambar Dari Gadget Serta Dampak Perkembangan Pada Anak Usia Dini Terkininews Com Gambar Dari Begitulah informasi yang bisa kami uraikan mengenai perkembangan teknologi mengakibatkan siswa malas membaca buku. Terima kasih telah berkunjung ke blog Berbagai Buku 01 February 2019.8 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Pada Siswa dan Pelajar_ Membaca adalah gerbang dalam mengarungi kayanya khazanah ilmu pengetahuan, dengan membaca akan membuat seseorang siswa atau pelajar akan menjadi lebih memiliki lebih banyak wawasan. Membaca sendiri memiliki banyak manfaat untuk pelajar/siswa sehingga sangat perlu untuk mengarahkan siswa/pelajar untuk rajin membaca, dan jikalau perlu kebiasaan membaca harus dijadikan sebagai kebiasaan/rutinitas bagi siswa dalam kesehariannya. Oleh karena itu peranan seorang guru maupun orangtua dalam mengarahkan anak didiknya untuk rajin membaca sangat fundamental. Namun faktanya minat baca dikalangan siswa/pelajar masih kurang, tapi bukan berarti semua siswa memiliki minat baca yang rendah karena sebagian pelajar masih ada yang memiliki motivasi untuk membaca. Fokus pada topik artikel kali ini yang membahas tentang faktor yang menjadi penyebab rendahnya motivasi membaca pada siswa/pelajar. Sebenarnya jika dianalisa secara komprehensif ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab rendahnya minat baca pada siswa/pelajar. Berikut ulasannya 8 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Pada Siswa dan Pelajar 1. Mudahnya memperoleh informasi yang instan Jika dahulu untuk memperoleh informasi baik dalam mengerjakan tugas, seorang siswa harus membaca buku atau minimal ke perpustakaan guna mendapatkan informasi yang diharapkan, maka saat ini dengan keberadaan teknologi informasi seperti mesin pencari; google, yahoo, baidu, uc browser membuat siswa/pelajar dengan mudahnya menemukan informasi yang dia cari. Kondisi yang serba instan tersebut bisa membangun pola pikir/mindset dalam diri siswa untuk mengandalkan keberadaan mesin pencari informasi tersebut google, yahoo. Bing etc sehingga membuat minat untuk belajar menjadi menurun. Apalagi dalam menghadapi ujian, siswa bisa saja membawa smartphone/Hp ke dalam ruang ujian untuk selanjutnya digunakan untuk mencari jawaban dari soal-soal yang ada, kondisi yang demikian itulah yang bisa saja membuat siswa berpikir “untuk tidak perlu susah-susah belajar” toh semua informasi dengan mudah bisa didapatkan melalui internet. 2. Pengaruh sosial media Sosial media memegang peranan yang besar dalam mempengaruhi minat belajar dan baca siswa, keberadaan facebook, twitter, BBM, WA sedikit banyaknya telah menyita waktu siswa/pelajar dalam mengaksesnya, alhasil waktu yang sebenarnya harus digunakan belajar dan membaca malah habis digunakan untuk mengakses sosial media. Keberadaan sosial media ibaratkan candu yang membuat siswa/pelajar selalu ingin mengaksesnya.. sebagian pelajar menjadi lebih antusias dengan penggunaan sosial media ketimbang membaca dan belajar, hal tersebut dinilai cukup mengkhawatirkan dan perlu antispasi yang tepat agar motivasi dan minat baca anak bisa kembali tumbuh. 3. Banyaknya hiburan TV dan Youtube Selanjutnya hal yang bisa menjadi faktor penyebab minat baca pelajar menjadi berkurang adalah banyaknya tayangan-tayangan di televisi yang membuat anak mejadi lebih betah untuk menonton TV. Tayangan yang disiarkan di televisi sebagian kurang mendidik alhasil perilaku anak menjadi terpengaruhi. Belum lagi kehadiran youtube yang membuat pelajar/siswa dengan leluasa bisa menonton tayangan yang dia sukai, kalau sudah seperti ini maka otomatis porsi waktu untuk belajar dan membaca semakin terkikis tergantikan oleh kehadiran teknologi informasi. 4. Guru dan orangtua kurang mendorong siswa untuk rajin membaca Faktor selanjutnya yang kemungkinan menjadi penyebab motivasi membaca pelajar tidak meningkat yakni guru mamupun orangtua kurang memotivasi siswa untuk rajin membaca, motivasi yang dimaksud disini bukan sebatas motivasi dalam bentuk retorika lisan melainkan motivasi dengan memperlihatkan contoh nyata. Maksudnya ialah agar siswa menjadi pribadi rajin membaca maka guru maupun orangtua terlebih dahulu harus memperlihatkan kebiasaan untuk selalu membaca dengan begitu kebiasaan para guru maupun orangtua bisa dicontoh oleh anak didiknya. 5. Sarana/media membaca yang kurang Keberadaan sumber belajar yang masih minim perpustakaan, taman baca dll membuat siswa sulit untuk mengembangkan minatnya untuk membaca, karena untuk membaca sejatinya butuh sumber/media. Oleh karena itu, keberadaan sarana membaca perpustakaan, taman baca yang memadai bisa memicu munculnya semangat membaca dalam diri siswa. 6. Konsep membaca yang diajarkan tidak bervariasi Metode dalam menstimulasi siswa agar termotivasi untuk membaca harus bervariatif agar siswa/pelajar menganggap kegiatan membaca tersebut sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Jangan hanya fokus mendidik siswa untuk membaca di dalam ruangan, namun kegiatan membaca bisa dilakukan di alam terbuka agar kondisi psikis anak saat membaca selalu senang dan gembira. Kegiatan membaca bisa dilakukan saat sedang tamasya, pikinik, bahkan kegiatan membaca bisa dikombinaskan dengan sebuah games agar anak menjadi lebih antusias dalam membaca. 7. Pengaruh pergaulan yang kurang positif Salah satu hal yang kita ketahui bersama bahwasanya sebagian pelajar/siswa saat ini mulai terpengaruh pergaulan bebas, sehingga satu sama lain mulai salin meniru dan tak sedikit pergaulan bebas tersebut mengarah ke arah negatif, alahasil sebagain generasi muda bangsa mulai mengalami disorientasi tujuan. 8. Pengaruh game Terakhir yang bisa menjadi penyebab dari berkurangya minat baca dari sebagian siswa/pelajar adalah keberadaan game, baik di PC, PS/Nintendo dan di android membuat anak menjadi maniak game sehingga aktivitas membuka buku jarang dilakukan. Demikianlah 8 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Pada Siswa dan Pelajar menurut penulis, tulisan di atas merupakan hasil buah pikir penulis, jadi jika ada kesalahan/ hal yang kurang tepat mohon diberi saran dan masukan.
1 Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan memperhatikan) Banyak orangtua yang menuntut anak belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak selaku pelajar. Memaksakan anak untuk les ini itu. dsb. 2. - Teknologi memang menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam hidup manusia. Bahkan, hanya dengan mengetikkan kata kunci tertentu, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi apa pun lewat mesin pencari seperti Google. Namun, sadarkah Anda bahwa kemudahan yang selama ini kita dapatkan dari teknologi justru bisa membuat kita semakin bodoh? Penelitian Betsy Sparrow dari Universitas Columbia, New York, memaparkan bahwa kehadiran mesin pencari ternyata mengubah cara kerja otak kita."Kehadiran Google memang membuat kita dapat menyimpan dan mendapatkan berbagai informasi. Namun, hal tersebut justru menurunkan kemampuan kita untuk mengingat informasi tersebut," papar Betsy. Berikut alasan mengapa teknologi justru menurunkan kemampuan otak kita 1. Menurunkan fokus Ketika berada di daerah yang tidak kita kenal, global positioning system GPS memang memberi oase. Banyak kisah yang menceritakan orang-orang yang selamat berkat GPS saat mereka tersesat, seperti orang-orang yang selamat saat tersesat di Islandia atau seorang pengemudi truk yang berhasil tiba di sebuah cottage di Inggris saat sama sekali tidak tahu arah. Sayangnya, GPS justru menurunkan daya fokus otak kita. Dilansir dari riset yang dipublikasikan oleh Journal of Cognitive Neuroscience 2012, otak kita memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses informasi dalam satu waktu. Nilli Lavie seorang peneliti dari University of London Institute of Cognitive Neuroscience menerangkan bahwa GPS menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. "Saat mata kita tertuju pada layar GPS, maka tingkat fokus kita terhadap keadaan di sekitar berkurang. Inilah yang menjadi penyebab kecelakaan," tambah Nill. 2. Konsentrasi buyar Sains membuktikan bahwa mendengarkan percakapan sepotong-sepotong, misalnya orang yang sedang bicara lewat telepon, ternyata lebih mengganggu daripada mendengarkan orang berkomunikasi secara langsung. Penelitian dari Universitas San Diego, California, menyebut kondisi itu dengan Halfalog keadaan di mana seseorang seperti mendengar percakapan lewat telepon terus-menerus. Seorang psikolog dari Universitas San Diego,California, Veronica Van Galvan, menerangkan bahwa saat kita mendengarkan seseorang berbicara, secara tidak langsung perhatian kita tertuju padanya dan berusaha mengerti konteksnya. "Kondisi inilah yang menjadi penyebab buyarnya konsentrasi kita secara alamiah," katanya. 3. Memperburuk tata bahasa Jika Anda sering melakukan kesalahan dalam menulis typo, bisa jadi Anda telah terserang dampak negatif dari perangkat gadget. Fitur auto correct fitur untuk memperbaiki kesalahan ejaan saat menulis pesan terkadang malah membuat kesalahan dalam penulisan. Otak kita cukup ahli memahami sebuah kata yang keliru menjadi kata yang dimaksud, asalkan huruf pertama dan akhirannya sama. Jadi, kita pun tetap bisa memahami maksud pesan yang disampaikan orang lain kepada kita walau sebenarnya itu sebuah kesalahan penulisan. Typo terkadang bisa menjadi lelucon tersendiri, tetapi terlalu banyak melakukan kesalahan justru pertanda bahwa Anda adalah orang yang ceroboh. 4. Membaca tanpa sadar Apakah Anda pernah membaca berulang sebuah berita lewat aplikasi di ponsel Anda tanpa menyadarinya? Jika ya, berarti daya ingat Anda telah dari ResearchGate, sebuah fakta menunjukan bahwa mereka yang membaca cerita pendek lewat kertas lebih mengingat detail ceritanya dibanding mereka yang membaca lewat gadget. Anne Mangen peneliti dari Universitas Stavanger, Norwegia, percaya bahwa memori otak bekerja lebih maksimal saat menggunakan isyarat fisik, seperti membolak-balik halaman pada buku cetak. "Saat membolak-balik halaman dengan jari,ada semacam dorongan sensoris yang memberi kesan visual saat kita membaca," tambah Anne. 5. Sulit konsentrasi Mungkin Anda berpikir mengatur setelan ponsel ke mode senyap adalah solusi jitu agar kita bisa berkonsentrasi saat bekerja. Sebuah riset para ilmuwan dari Universitas Texas, Austin mengungkap fakta bahwa cara tersebut ternyata tidak berfungsi. Dalam riset tersebut, para ilmuwan meminta beberapa siswa untuk mengerjakan sebuah ujian. Hasilnya, mereka yang mengerjakan ujian dengan ponsel yang berada di ruangan lain ternyata mendapat hasil yang lebih baik dibanding mereka yang hanya menyete ponsel dalam mode senyap. Jadi, walau kita sudah memilih Silent Mode ternyata dalam bawah sadar kita masih tertuju pada ponsel. 6. Malas membaca Sebelum hadirnya video game, anak-anak memilih membaca buku untuk mengisi waktu luangnya. Memang tidak semua video game memiliki efek negatif, ada beberapa jenis games yang mampu melatih konsentrasi, kreativitas, kerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah. Namun, sebuah studi yang dilansir dari Educational Psychology menunjukkan fakta bahwa bermain video game memiliki pengaruh kecil untuk kemampuan akademis anak dibanding membaca buku. 7. Mudah percaya hoax Sebelum hadirnya media sosial, kita mendapatkan berita lewat tabloid, koran, atau majalah dengan sumber berita yang kredibel. Kini kehadiran media sosial telah menggantikan semuanya. Sayangnya, sebagian besar berita yang tersebar di media sosial tidak jelas sumber informasinya. Dan kita justru dengan mudah memercayainya. 8. Menurunkan kemampuan membaca emosi Dilansir dari UCLA Newsroom, terlalu sering menggunakan teknologi seperti smartphone dan komputer ternyata melemahkan kemampuan anak untuk membaca isyarat emosi. Disebutkan, anak-anak yang menghabiskan waktunya dengan berkemah di alam bebas tanpa teknologi ternyata lebih mampu membaca komunikasi non-verbal secara signifikan. Kemampuan membaca isyarat emosi tentunya membutuhkan interaksi sosial yang banyak, dan hal ini sulit dicapai jika anak lebih banyak berkutat dengan gadget-nya. 9. Kesulitan bicara Penelitian yang dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmu Akademik Pediatrik 2017 menemukan fakta bahwa ada kaitan antara perkembangan kemampuan bicara balita dan jumlah waktu penggunaan ponsel. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa 50 persen bayi berusia kurang dari 3 tahun mengalami risiko lambat bicara dalam setiap penggunaan ponsel berdurasi 30 menit. Itu sebabnya para dokter anak di Amerika menyarankan agar bayi di bawah 18 bulan tidak boleh menggunakan gadget sama sekali. Di usia lebih dari 18 bulan, penggunaannya juga harus tetap dibatasi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. .